Sebuah pesan singkat masuk ke Hand Phoneku, isinya sebuah pesan dari layanan Al Qur’an seluler yang saat itu aku langganin. Bunyinya kira – kira begini :” Kesehatan, kekayaan dan segala kumudahannya adalah cobaan yang lebih berat daripada kemiskinan, penyakit ataupun kesusahan itu sendiri, karena saat kita miskin, sakit atau susah kita lebih cenderung untuk mengingatNya dibanding saat kita kaya, sehat atau saat menemui kemudahan .” Filosofi ini sering berseberangan dengan pandangan sebagian besar kita, yang sering tanpa sadar merasa bahwa orang yang sehat atau kaya (senang) adalah orang yang lebih disayang Tuhan dibanding orang – orang yang miskin maupun sakit (susah).
Berkaitan dengan pesan di atas aku langsung dapat pembuktiannya beberapa saat kemudian, begini ceritanya :
Sebagai orang yang bekerja dan tinggal di kebun, hari Sabtu adalah saat yang sangat ditunggu – tunggu, karena di hari Sabtulah datang kesempatan untuk pergi ke kota, kesempatan untuk bertemu keluarga dan meninggalkan (walau untuk sementara waktu) rutinitas dan kesunyian hidup di kebun. Saat aku terima sms itu, masih jam delapan pagi, masih harus menunggu lima jam lagi untuk bisa pergi ke kota. Jarak antara kebun dan kota memang hanya ± 60 Km saja, tetapi medan yang harus kutempuh adalah jalan tanah liat yang berbatu, yang masih agak susah untuk dilalui dengan sepeda motor, apalagi saat musim hujan.
Singkat cerita, sampailah waktu yang kutunggu - tunggu, jam dua belas siang, waktu untuk pulang ke kota… Tapi sayangnya hujan deras mengguyur semua areal perkebunan, itu artinya akan semakin susah dan melelahkan perjalananku ke kota. Karena guyuran hujan itu berarti jalan menjadi licin, becek dan lengket. Untuk pengendara sepeda motor sepertiku cuman ada beberapa pilihan ketika melakukan perjalanan dari kebun ke kota. Jika musim kemarau perjalananku akan ditemani dengan debu dan ancaman jatuh karena serakan batu (jika aku kurang berhati – hati dalam berkendara). Sedangkan jika musim hujan, pilihannya adalah roda sepeda motor Mega Proku akan lengket tak bisa berputar atau aku jatuh terjerebab karena licinnya tanah liat yang kulalui…. Namun demikian, pengalaman dan jam terbang selama 4 tahun telah mengajarkan kepadaku kiat – kiat untuk mengatasi hambatan itu.
Akhirnya dengan sangat berhati – hati, siraman hujan yang jadi penghalangku tetap kuterjang. Lengketnya lumpur kusiasati dengan melepas sayap roda depan dan mengikat tali pada beberapa bagian roda, sedangkan licinnya jalan dapat dijinakkan dengan berkendara secara waspada pada kecepatan rendah. Tidak lupa sepanjang perjalanan hatiku selalu berdoa kepadaNya mohon diberi keselamatan. Dengan metoda seperti itu selamatlah aku dari halangan terbesar yang ditimbulkan oleh siraman hujan, sehingga akhirnya tinggal jalan aspal beberapa kilometer yang tersisa sebelum sampai ke kota. Di jalan aspal itulah seolah aku sudah terbebas dari halangan besar yang menyulitkanku, kupacu sepeda motorku, sehingga tanpa sadar aku lupa untuk tetap berhati – hati dan berdoa kepadaNya, seperti yang sudah kulakukan beberapa waktu sebelumnya. Tiba – tiba…… Grubakkk!!!! Aku terjatuh dari sepeda motorku, tanpa aku tahu penyebabnya…. Rupanya rasa senangku yang berlebihan, telah membuatku lupa akan apa yang seharusnya tetap kulakukan ketika berkendara… hati – hati dan berdoa…
Saat aku masih terjerebab di aspal, dengan luka yang mulai kurasakan sakitnya, aku teringat dengan pesan singkat yang kuterima tadi pagi…. Seketika aku terhenyak, ketika kusadari kalau kejadian yang baru kualami adalah bukti kongkrit kebenaran isi pesan itu… Ya!! saat aku susah di jalan tanah yang licin, lengket dan becek, aku sangat berhati – hati dan selalu berdoa padaNya, tapi saat aku merasa mudah ketika berkendara di jalan aspal yang halus, aku terlupa untuk tetap berhati – hati, aku terlupa pada doaku padaNya…
Selasa, 18 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
Iya bro, tapi terkadang kita sering mengeluhkan keadaan kita. Seharusnya saya yakin apapun yang terjadi padaku, itulah yang terbaik. Salam.
duhh sama dgn aq ya kerjanya jauh dr keramaian kota...
tetap semangat deh...^_^
sing ngati ati pak, balung tuwo :)
alhamdulillah hanya dikasih luka kecil ya Ndra, semoga sakitnya bisa jadi penghapus dosa2
Posting Komentar