Kamis, 12 Juni 2008

Ada Lafadz ALLAH Di Darah Itu….


Aku pernah mendengar berita dari seorang sholeh yang aku temui. Beliau bercerita tentang informasi yang pernah dibacanya dari surat kabar. Berita itu tentang lafadz Allah yang tertera di sel darah manusia yang diamati dengan mikroskop yang canggih. Kalau nggak salah ilmuwan yang mengamati adalah ilmuwan Amerika.

Keimanan yang ada di hatiku sudah barang tentu menyakini informasi itu, bukankah di Al Qur’an juga disebutkan :”Kami lebih dekat padanya daripada urat lehernya,” hanya memang aku belum pernah melihatnya secara kasat mata …..

Nah, rupanya pada suatu waktu aku diberi kesempatan untuk melihat buktinya, walaupun dalam bentuk yang lain, bukti kebesaranNya, bukti yang menambah keimananku padaNya…. Dan semoga menambah keimanan anda semua yang membaca tulisanku ini….
Begini kisahnya…..
Empat tahun yang lalu, aku terpaksa harus terbaring di rumah sakit. Waktu itu HB (Haemoglobin) ku sudah drop sampai angka 6. Padahal HB normal orang dewasa sehat seumurku harusnya berada di angka 11 – 13, ada pendarahan di usus besarku….!!!
Kata dokter yang merawatku, sebenarnya aku hampir terlambat dibawa ke rumah sakit, karena di HB yang cuma 6 napasku sudah tersengal – sengal, badanku sudah lemas dan sempoyongan, (mungkin) sebuah kondisi yang mendekati kematian…..

Kondisi itu menuntut dilakukan langkah penanganan cepat dan tepat. Bed rest total, obat, infus, pernapasanku harus pakai selang oksigen dan….. aku harus dapat transfusi darah!!
Transfusi darah!! ya, ini yang mengusik jiwaku, mengganggu pikiranku…. Terbersit ketakutan di otakku, tentang darah yang akan masuk ke tubuhku, darah siapa??? Mengandung virus HIV??? Hepatitis??? Atau virus penyakit menakutkan lainnya yang akan menulariku. Sejujurnya kutulis disini, bayangan itu menakutkanku….

Dan yang lebih fatal lagi, ada sebuah bayang – bayang ketakutan yang menambah bebanku….. Ketakutan kalau darah yang masuk ke tubuhku nanti bukan berasal dari orang yang seiman denganku….
Egois sekali aku!!! Sudah tak berdaya masih nawar macam – macam….

Memang….. ketakutan – ketakutan itu tampak naif dan serasa berlebihan…., karena apapun alasannya, teknologi kedokteran jaman sekarang sudah sangat maju, terlebih aku di rawat di rumah sakit yang cukup bagus di kotaku, oleh seorang dokter dengan jam terbang yang tinggi… Tapi, itulah fakta yang ada di pikiranku saat itu…

Ketakutan – ketakutan itu boleh terus membayangi jiwaku, tapi demi sebuah ikhtiar menuju kesembuhan, sebuah proses untuk memperpanjang kehidupan…Transfusi darah itu harus tetap dijalankan….

Transfusi itu serasa berjalan lambat dalam hitungan waktuku….Hitungan yang kulakukan seolah tertatih…, seiring dengan helaan napasku yang masih tersengal – sengal, di bawah belas kasihan selang oksigen yang membantu kehidupanku…

Kantong darah pertama…… lama berlalu, diselingi kantong cairan infus untuk membilas darah dari kantong pertama, kantong kedua pun masuklah. Dan proses itu kurasa mencekam dan lama berlalu….

Namun berkat dorongan semangat dari istriku, yang dengan setia menemaniku, (walaupun ada janin 6 bulan di rahimnya), semangat hidupku harus tetap dinyalakan. Ada seorang wanita setia dan seorang calon penerus generasiku yang masih memerlukan kehadiranku disisi mereka….. Ya ALLAH berikan aku kesembuhan!!! Itulah doa yang selalu terngiang di hatiku saat itu..

Ketika kantong darah ketiga setetes demi setetes mulai memasuki tubuhku, dan tinggal menyisakan ± sepertiga isinya, seperti ada yang mengarahkan pandanganku untuk lebih seksama mengamati kantong itu, dan…. Masya Allah!!!! sisa darah yang menempel di kantong itu membentuk lafadz ALLAH….

Tidak yakin dengan pandanganku, kuminta istriku untuk mengamati kantong itu, kuminta suster yang merawatku untuk mengamatinya …. Dan semuanya takjub atas apa yang mereka lihat…..
Mengutip salah satu sequel dialog di novel ayat – ayat cinta yang terkenal itu, “ Allah sedang bicara padaku melalui penyakit yang diberikanNya padaku…. melalui transfusi darah yang masuk tubuhku…” ALLAHU AKBAR!!!

Dan selanjutnya, proses transfusi itu menjadi serasa ringan, proses pengobatan di rumah sakit bukan lagi suatu yang memberatkan dan jalan menuju kearah kesembuhan seolah terbuka lebar…..

Pada awalnya, saya ingin foto darah itu menjadi koleksi pribadi saya dan keluarga, tapi sejalan dengan berubahnya waktu saya ingin berbagi kepada anda semua, pembaca tulisan saya di BLOG ini… semoga bisa menambah keimanan kita semua. Amin.....


Selasa, 03 Juni 2008

Mimpi Itu Datang lagi…..

Jam 3 dini hari ini aku tergagap lagi, ini adalah untuk yang kesekian kalinya, aku terbangun, terbangun dan terbangun….. Ini adalah untuk yang kesekian kalinya, mimpi itu membayang – bayangi tidurku, menggelisahkan hidupku…….Ya!!! Aku gelisah!!!

Ah, rasanya ada suatu misteri yang ada di balik mimpi itu, ada sebuah makna yang tersirat dalam mimpi itu, ada sebuah pesan yang ingin disampaikan padaku, tapi aku belum juga bisa menangkap maknanya…..

Dalam mimpi itu, aku seakan kembali ke masa 18 tahun yang lalu, ketika aku masih sekolah, saat aku masih duduk di bangku SMA, saat aku masih baru mulai belajar merangkak dalam memahami kehidupan…..Dalam mimpi itu, aku seakan - akan sedang menghadapi sebuah ujian atas beberapa pelajaran, yang tersering fisika dan matematika, dua mata pelajaran yang harusnya aku sukai. Dan malam ini ujiannya adalah mata pelajaran ekonomi koperasi, pelajaran yang aku juga selalu dapat nilai memuaskan. Berita buruknya!!! aku selalu tidak pernah siap dalam mengerjakan ujian – ujian itu, aku seakan seorang pelajar SMA yang tidak pernah belajar! bahkan tidak pernah masuk sekolah!, yang tiba – tiba harus berhadapan dengan ujian… Itu yang membuatku tergagap…..

Ya!! mimpi itu selalu menempatkanku sebagai pecundang… dan itu menggelisahkanku!!!

Setiap kali aku terbangun karena mimpi itu, aku selalu berusaha menenangkan hatiku dengan pikiran, “Ah, itu kan 18 tahun yang lalu, sekarang kan aku sudah bekerja, sudah beranak istri, jadi sudah nggak perlu lagi fisika, matematika bahkan ekonomi koperasi…” Tapi di sisi lain selalu menyusul pertanyaan, “Kenapa mesti ujian???, kenapa mesti selalu tidak siap??? Bukankan aku dulu termasuk orang yang selalu jungkir balik mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian???”

Sejujurnya kukatakan, sampai detik ini aku masih bertanya – tanya tentang arti mimpi itu, aku masih berusaha memahami makna mimpi itu, tapi keterbatasan pikiran dan perasaanku, membuat aku masih harus mencari, mencari dan mencari….

Ah….rasanya aku harus mulai sholat tahajud lagi malam ini, agar aku bisa bercakap – cakap denganNya, agar aku bisa mengadu padaNya, agar aku bisa bertanya tentang arti mimpi itu padaNya…… Dan agar aku bisa mempersiapkan diri dalam menghadapi ujianNya….

Minggu, 01 Juni 2008

Beri Mereka Cahaya !!!!!!

Romantika hidup di perumahan memang penuh warna. Kadang cerah menggembirakan, kadang gelap menyesakkan… dan sering pula kelabu serba tak tentu…. Kedewasaan dalam bersikap dan bertindak untuk menghadapi warna warni itu, mungkin bisa dijadikan langkah jitu untuk menghadapinya…. Tapi masalahnya, yang seperti itu adalah sebuah ungkapan verbal yang mudah diucapkan tapi sangat sulit untuk dilakukan…..

Kisahnya begini…..
Aku dan keluargaku kebetulan tinggal di sebuah kompleks perumahan. Layaknya perumahan sederhana di kota besar, kapling – kapling tanahnya relatif kecil, yaitu 120 m² (10 m x 12 m), sehingga sempadan antar rumah sangat dekat, yang dalam kondisi masih asli (rumah belum direnovasi) sempadan bagian belakang rumah hanya 1, 5 m yang mana 0,75 m adalah jarak dari rumahku dan yang 0,75 m adalah jarak dari rumah tetanggaku. Sudah tentu posisi antar kedua rumah yang aku maksud saling membelakangi.

Masalah timbul ketika tetangga belakang rumahku, anggap saja namanya pak Joni melakukan renovasi total atas rumahnya. Karena mungkin dia sibuk atau memang tidak peduli???? ketika membangun bagian belakang rumahnya yang berbatasan dengan tanahku, dia sama sekali tidak mengajak aku untuk berunding, dan sialnya saat itu aku lagi kebagian dinas luar kota…. Maka jadilah beberapa centimeter dari tanahku termakan oleh bangunannya yang megah….Yang lebih menyakitkan lagi di bagian belakang tembok rumahnya itu (mungkin kamar atau kamar mandi???) dia juga memasang glass block ke arah halaman rumahku…. Pikiran negatifku saat itu berkata “ Ah!!, sombong banget orang ini, sudah ngambil tanah orang!!!, , masih pasang glass block ke arah halamanku lagi!!i, seolah aku tidak akan pernah bisa renovasi untuk perlebar rumahku suatu saat nanti…”

Dengan rasa kesal yang kutahan – tahan, kutemui pak Joni untuk jelaskan kerugianku atas proyek pembangunan rumahnya itu…… Misiku saat itu tidak untuk minta dia membongkar tembok tinggi di sebagian kecil halamanku yang sudah terlanjur terbangun. Karena kupikir itu akan kontraproduktif untuk kehidupan bertetangga kami kedepan…. “Semoga saja tanah itu akan membuat kuburku lebih lebar saat aku mati nanti….” pikirku. Misi utamaku adalah, agar dia tahu bahwa perilakunya itu sudah merugikan orang……biar nggak semua orang jadi korbannya….. Singkat kata, masalah tanah sudah bisa diselesaikan dengan baik, walau tidak sempurna….

Nah!!!, tibalah waktunya…. Saat aku punya rejeki lebih, akupun renovasi rumahku seperlunya, yang jelas kelas renovasinya jauh di bawah pak Joni… Saat akan bangun tembok untuk dapur, sudah tentu tembokku akan menutup glass block yang dipasang pak Joni, ini berarti ada ruangan di rumahnya yang jadi gelap!!! Karena, sumber cahaya dari rumahku yang masuk kerumahnya sudah tertutup…. Dan skenario seperti itu sudah pernah terlintas dalam pikiranku…. Juga seperti yang menjadi pendapat kerabat dekatku yang turut tersakiti atas perilaku pak Joni itu….

Tapi…. Saat akan kulakukan niatku, kok rasanya ada yang mengganjal di hati…, ada rasa tak pasti yang terus menggelitik hati….Memang, ada bisikan hati untuk tetap meneruskan niatku… toh aku membangun rumahku sendiri!!!, hak pribadiku!!!, apa peduliku sama dia????

Karena bingung, akupun minta nasihat pada Buya, guru mengajiku…. Kuceritakan segala uneg – unegku….. Dan apa yang kudengar darinya?????
“Ndra…, Jika kamu ikhlas saat kamu merelakan sebagian tanahmu untuk pak Joni dulu, Insya Allah, kuburmu nanti, akan dilapangkanNya, jika kamu tutup jalan cahaya kerumahnya, sama artinya kamu membuat gelap kuburmu sendiri…..”,
lanjut Buya, “Berikhtiarlah untuk menerangi kuburmu nanti dengan ibadahmu, berusahalah menerangi kuburmu nanti dengan amal ikhlasmu, biarkanlah cahaya masuk dari rumahmu ke rumahnya … “
“Jadi, jangan kamu tutup glass block yang sudah terpasang itu…., tapi pasanglah glass block lagi di depannya, sehingga tetap ada cahaya yang masuk ke rumah pak Joni.”
“Mereka perlu cahaya darimu, berikanlah mereka cahaya!!!!!!


Masya Allah!!!!!..... merinding hatiku mendengar nasihatnya…



Selamat Membaca Semoga Berkesan....