Rabu, 24 September 2008

Fenomena Pilkada Sumsel

Tanggal 4 September 2008 yang lalu, Sumatra Selatan mengadakan pemilihan kepala daerah (gubernur) secara langsung. Ini adalah pilkada langsung yang pertama di daerah itu. Pilkada ini akhirnya dimenangkan oleh pasangan Alex Noerdin - Edi Yusuf, setelah menang tipis atas pasangan Syahrial Oesman - Helmi Yahya. Walaupun hasil keputusan KPUD Sumsel mendapat tantangan berupa demo besar - besaran dari pendukung pasangan calon yang kalah, tapi itulah hasil dari sebuah proses demokrasi, yang harus disikapi secara bijaksana dan kepala dingin...

Aku tergelitik untuk sedikit menulis tentang hal ini mengingat fenomena pilihan antara 2 pasangan calo yang harus dipilih oleh masyarakat Sumsel, tentunya ini hanya sekedar pandangan pribadiku, yang hanya mendasarkan atas pengalamanku yang sering berkunjung ke Sumsel (khususnya di Muba), bargaul dengan teman - teman di sana dan membaca koran daerah Sumsel.... Jadi tidak bisa dijadikan untuk acuan apapun dan ditulis tanpa pretensi apapun...

Syahrial Oesman dikenal oleh masyarakat Sumsel sebagai gubernur sipil yang berhasil membangun dan membuat aman propinsi Sumatra Selatan. Alumni Universitas Sriwijaya ini memimpin Sumsel dalam periode 2003 - 2008. Dulu, sebelum pak Syahrial menjabat kesan angker selalu dirasakan oleh hampir sebagian besar orang non Sumsel jika berkunjung atau bahkan sekedar melintas propinsi Sumatra Selatan. Ini diperkuat dengan karakter masyarakat Sumsel yang memang 'keras'. Jadi harus hati - hati kalau ke sana.... Walaupun sesungguhnya sikap hati - hati harus tetap kita pelihara dimanapun kita berada. Selain aman, pak Syahrial juga berhasil membangun Sumsel dalam banyak bidang, seperti : pendidikan, kesehatan, pertanian, infrastruktur jalan, industri dll termasuk bidang olahraga yang ditandai dengan suksesnya PON XVII (???) di Sumsel dan Sriwijaya FC, klub sepakbola asal kota Palembang yang berhasil mendapat double winner di kancah sepakbola Indonesia. Singkatnya beliau termasuk pemimpin Sumsel yang berhasil....

Alex Noerdin adalah alumni ITB yang dikenal sebagai bupati kabupaten Musi Banyuasin (Muba) yang fenomenal. Saat ikut pilkada gubernur kemarin, dia belum lama menjabat untuk yang kedua kalinya sebagai Bupati Muba. Gebrakannya saat menjabat sungguh hebat kalau boleh dikatakan luar biasa. Pak Alex adalah bupati pelopor pendidikan dan berobat gratis di kabupaten Muba (mungkin yang pertama di Indonesia ???) dan program itu bisa dikatakan berhasil. Kabupaten Muba yang dulu terbelakang dan sangat tidak aman, ditangannya menjadi sangat maju dan relatif aman, jalan - jalan yang dahulu rusak dan banyak lubang jadi lebar dan teraspal licin, dan itu tembus sampai ke pelosok Muba. Sekolah di Muba dari SD sampai SMU gratis dengan gedung dan sarana pendidikan memadai, rumah sakit dan puskesmas tersedia dan relatif cukup merata di pelosok kabupaten, dengan layanan gratis. Selain itu iklim investasi juga relatif kondusif di sana, sehingga industri mulai dari migas sampai pertanian dapat operasional secara normal, sehingga geliat ekonomi di kabupaten ini benar - benar terasa denyutnya..... Singkat kata (sekali lagi menurut pandangan pribadiku...), pak Alex juga figur pemimpin yang berhasil dan dapat diandalkan....

Terlepas dari black campaign yang dilancarkan oleh kedua kubu tim sukses pada saat kampanye lalu, rakyat Sumsel dihadapkan pada dua pilihan yang sama - sama nyaman untuk dipilih. Mereka punya calon - calon pemimpin yang sudah teruji mampu memimpin dan berkomitmen penuh untuk membangun masyarakat dan daerah Sumsel. Jadi terlepas dari siapa yang menang dan siapa yang kalah, bersyukurlah saudara - saudaraku di Sumsel sana atas dua pilihan yang ada.... Gak perlu lagi saling adu mulut apalagi adu tinju untuk menjatuhkan satu sama lain. Ayo maju bersama, bahu membahu membangun negeri ini. Indonesia tercinta sudah terlalu lama menderita.....

1 komentar:

Kamilia mengatakan...

Kisah bagus, yah moga-moga fenomena pilkada di propinsi lain juga demikian, mempunyai calon pemimpin yang record nya benar-benar bagus untuk membangun masyarakat. Dan satu lagi, susah lho membangun masyarakat yang melek politik dan kenal bener dengan cagup nya, karena fenomena golput masih banyak terjadi.
Regard,
www.hildafarha.blogspot.com




Selamat Membaca Semoga Berkesan....